Pages

Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Pages

Ads 468x60px

Search This Blog

Featured Posts

Rabu, 05 Oktober 2011

Tauhid

Tauhid adalah sesuatu yang sudah akrab di telinga kita. Namun tidak ada salahnya kita mengingat beberapa keutamaannya. Karena dengan begitu bisa menambah keyakinan kita atau meluruskan tujuan sepak terjang kita yang selama ini yang mungkin keliru. Karena melalaikan masalah tauhid akan berujung pada kehancuran dunia dan akhirat.

Tujuan Diciptakannya Makhluk Adalah Untuk Bertauhid
Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS: Adz Dzariyaat: 56). Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata, yaitu tujuan mereka Kuciptakan adalah untuk Aku perintah agar beribadah kepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka (Tafsir Al Qur’anul ‘Adzhim, Tafsir surat Adz Dzariyaat). Makna menyembah-Ku dalam ayat ini adalah mentauhidkan Aku, sebagaimana ditafsirkan oleh para ulama terdahulu yang sholeh.Tujuan Diutusnya Para Rosul Adalah Untuk Mendakwahkan Tauhid
Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, , yang artinya: “Sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rosul (yang mengajak) sembahlah Alloh dan tinggalkanlah thoghut.” (QS: An Nahl: 36). Thoghut adalah sesembahan selain Alloh ‘Azza wa Jalla. Syaikh As Sa’di berkata, Alloh ‘Azza wa Jalla memberitakan bahwa hujjah-Nya telah tegak kepada semua umat, dan tidak ada satu umatpun yang dahulu maupun yang belakangan, kecuali Alloh telah mengutus dalam umat tersebut seorang Rosul. Dan seluruh Rosul itu sepakat dalam menyerukan dakwah dan agama yang satu yaitu beribadah kepada Alloh saja yang tidak boleh ada satupun sekutu bagi-Nya (Taisir Karimirrohman, Tafsir surat An Nahl). Beribadah kepada Alloh dan mengingkari thoghut itulah hakekat makna tauhid.

Tauhid Adalah Kewajiban Pertama dan Terakhir
Rosul memerintahkan para utusan dakwahnya agar menyampaikan tauhid terlebih dulu sebelum yang lainnya. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal rodhiyallohu ta’ala ‘anhu, yang artinya: “Jadikanlah perkara yang pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka mentauhidkan Alloh.” (HR: Bukhori dan Muslim). Nabi juga bersabda, yang artinya: “Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illalloh niscaya masuk surga.” (HR: Abu Dawud, Ahmad dan Hakim dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Gholil).

Tauhid Adalah Kewajiban Yang Paling Wajib
Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa syirik, dan Alloh mengampuni dosa selain itu bagi orang-orang yang Dia kehendaki.” (QS: An Nisaa’: 116). Sehingga syirik menjadi larangan yang terbesar. Sebagaimana syirik adalah larangan terbesar maka lawannya yaitu tauhid menjadi kewajiban yang terbesar pula. Alloh ‘Azza wa Jalla menyebutkan kewajiban ini sebelum kewajiban lainnya yang harus ditunaikan oleh hamba.

Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah pada kedua orang tua.” (QS: An Nisaa’: 36).

Kewajiban ini lebih wajib daripada semua kewajiban, bahkan lebih wajib daripada berbakti kepada orang tua. Sehingga seandainya orang tua memaksa anaknya untuk berbuat syirik maka tidak boleh ditaati. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…” (QS: Luqman: 15)

Hati Yang Saliim Adalah Hati Yang Bertauhid
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ketahuilah di dalam tubuh itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (HR: Bukhori dan Muslim).

Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Hari dimana harta dan keturunan tidak bermanfaat lagi, kecuali orang yang menghadap Alloh dengan hati yang saliim (selamat).” (QS: Asy Syu’araa’: 88-89). Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata, yaitu hati yang selamat dari dosa dan kesyirikan (Tafsir Al Qur’anul ‘Adzhim, Tafsir surat Asy Syu’araa’). Maka orang yang ingin hatinya bening hendaklah ia memahami tauhid dengan benar.

Tauhid Adalah Hak Alloh Yang Harus Ditunaikan Hamba
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Hak Alloh yang harus ditunaikan hamba yaitu mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun…” (HR: Bukhori dan Muslim).

Menyembah Alloh ‘Azza wa Jalla dan tidak menyekutukan-Nya artinya mentauhidkan Alloh dalam beribadah. Tidak boleh menyekutukan Alloh ‘Azza wa Jalla dengan sesuatu apapun dalam beribadah, sehingga wajib membersihkan diri dari syirik dalam ibadah. Orang yang tidak membersihkan diri dari syirik maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang beribadah kepada Alloh saja (diringkas dari Fathul Majid).

Ibadah adalah hak Alloh ‘Azza wa Jalla semata, maka barangsiapa menyerahkan ibadah kepada selain Alloh maka dia telah berbuat syirik. Maka orang yang ingin menegakkan keadilan dengan menunaikan hak kepada pemiliknya sudah semestinya menjadikan tauhid sebagai ruh perjuangan mereka.

Tauhid Adalah Sebab Kemenangan di Dunia dan di Akhirat

Para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshor rodhiyallohu ta’ala ‘anhum adalah bukti sejarah atas hal ini. Keteguhan para sahabat dalam mewujudkan tauhid sebagai ruh kehidupan mereka adalah contoh sebuah generasi yang telah mendapatkan jaminan surga dari Alloh ‘Azza wa Jalla serta telah meraih kemenangan dalam berbagai medan pertempuran, sehingga banyak negeri takluk dan ingin hidup di bawah naungan Islam. Inilah generasi teladan yang dianugerahi kemenangan oleh Alloh di dunia dan di akhirat.

Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, yang artinya: “Orang-orang yang terdahulu (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh telah ridho kepada mereka dan mereka pun telah ridho kepada Alloh. Alloh telah menyiapkan bagi mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS: At Taubah: 100)

Namun sangat disayangkan, kenyataan umat Islam di zaman ini yang diliputi kebodohan bahkan dalam masalah tauhid! Maka pantaslah kalau kekalahan demi kekalahan menimpa pasukan Islam di masa ini. Ini menunjukkan bahwa ada yang salah dalam akidah. Wallohu A’lam bish showaab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar