Pages

Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Pages

Ads 468x60px

Search This Blog

Featured Posts

Selasa, 14 Februari 2012

FPI nasibmu kini…

Ketika awal kemunculannya, saya termasuk orang yang menggeleng-gelengkan kepala melihat aksi ormas islam ini, dengan yel-yelnya yang khas orang berjihad, dengan “gagah berani” “menyapu tempat-tempat yang mereka anggap maksiat. Saya ingat waktu itu adalah bulan Ramadhan, TV telihat dengan semangat menyiarkan aksi mereka “memporak-porandakan” sebuah kios yang menjual minuman keras. Ribuan botol minuman keras berhasil mereka sita dan diserahkan ke polisi. Saat itu, terus terang, saya angkat jempol. Karena sudah cukup lama kami hanya bisa berdiam melihat dengan semakin sedikitnya saja orang-orang yang bisa menghargai bulan suci umat islam di negara yang katanya mayoritas islam ini. ”Ini adalah ormas islam paling berani yang pernah saya lihat…” Kata saya dalam hati. Sang pemimpinnyapun yang katanya Habib yang berasal dari tanah abang, membuat FPI semakin di ”segani”, entah kenapa mungkin kata ”tanah abang” memang cukup terkenal sebagai daerah yang ”sangar”. Kalimat Sang Pemimpin yang tidak pernah saya lupa (Maaf jika salah). ”FPI tidak akan melakukan apa-apa jika kepolisian sudah melakukan tugasnya dengan benar…” Sejak saat itu, nama FPI cukup merupakan momok yang membuat para pengusaha dunia malam ketar ketir. Dan mereka mulai ikut ”menghargai” ketika bulan suci Ramadhan tiba. Walaupun ada yang buka, itu pasti secara sembunyi-sembunyi. Namun, memang sudah begitu adanya, bahwa menjaga image baik dan benar itu jauh lebih sulit daripada mendapatkannya. Misi FPI yang telihat terlalu ekstrem untuk negara yang berbhineka tunggal ika dan terlalu keras untuk bangsa yang terbiasa bermusyawarah, Juga aksi mereka yang seolah mendahului kewenangan polisi menjadi menjadi bumerang tersendiri untuk diri mereka. Muncul berbagai issue yang menyudutkan mereka entah untuk kepentingan sekelompok orang ataukah memang begitu adanya. Contohnya adalah bahwa cara perekrutan anggota FPI adalah para preman yang ingin insyaf yang direkrut dan langsung diajak turun kelapangan untuk melakukan aksi. Dalam hal ini tentu saja membuat image FPI menjadi miring, karena tidaklah bijak jika para preman yang ingin menemukan jalan islam yang damai justru di kenalkan dengan kekasaran yang lain dengan dalih mendirikan islam yang bersih… namun Allahuallam, tapi yang jelas kabar tersebut adlaah kabar yang tidak pernah habis saya dengar dari mulut ke mulut. Belum lagi issue yang bilang bahwa, ada beberapa oknum FPI yang melakukan negosiasi terhadap pengusaha dunia malam berkaitan dengna aksi yang akan mereka lakukan, yaitu jika pengusaha itu ingin usahanya tidak di datangi FPI, maka harus membayar sesuai dengan yang Oknum FPI itu lakukan. Issue itu semua yang jelas kini mulai merubah sudut pandang saya terhadap FPI, dengan berbagai berita yang turut menyudutkan FPI. Yang menganggap FPI sudah kebablasan dan tidak murni lagi bertindak untuk kedamaian umat islam yang ada di negara Bhinneka tunggal ika. Membuat image FPI semakin terpuruk. Entah apakah ini dikarenakan FPI kurang bisa menjaga kemurnian tujuannya sehingga banyak oknum-oknum dari anggotanya yang memang sengaja diselundupkan untuk merusak FPI, yang jelas jika FPI tidak segera membenahi dirinya, maka sosok ”malaikat maut” untuk para pengusaha dunia malam dan pengusaha nyeleneh nakal akan hilang. Selalu ada yang diuntungkan untuk setiap peristiwa. Dan selalu juga ada yang dirugikan. Pesan saya : Untuk FPI segera benahi diri, kembali kepada niat awal pembentukan FPI yang saya yakin adalah untuk kebaikan, utamakan keselamatan umum, ketenangan warga, dan terjaganya fasilitas umum dalam bertindak, bagaimanpun dan sekuat apapun iman kita terhadap suatu keyakinan tetaplah sadar, bahwa kita hidup di indonesia, negara yang Bhinneka tunggal ika. Jika memang FPI harus di bekukan, maka saya mohon pada pemerintah dan para penegak hukum, jalani tugas dengan sebaik-baiknya, jangan sampai bekunya FPI hanya menjadi Api dalam sekam yang sewaktu-waktu akan membara jika rakyat kembali merindukan sosok seperti mereka. Semoga dengan peristiwa ini, para petinggi dan aparat kita bisa lebih peka lagi dalam bertindak, dan menyadari, bahwa masih banyak sisi kehidupan dari bangsa ini yang luput dari perhatian sehingga memaksa para penduduknya untuk bertindak sendiri mengatasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar