Panenka Gumbs dan Lawatan Malang

FAKTA unik dan menarik terungkap setiap kali Sriwijaya FC melawan
Arema Indonesia. Secara head to head, SFC unggul karena di 13
kali pertemuan, SFC lima kali menang, lima kali imbang, dan tiga
kali kalah.

Menarik saat SFC ditahan Arema musim 2009/2010, dengan skor 1-1. SFC bisa menang jika tendangan Budi Sudarsono tidak digagalkan Kurnia Meiga. Namun, bermain Kanjuruhan, giliran SFC menahan Arema 1-1. Kalai tu, Lewat tendangan lob Budi.

Musim 2011/2012, SFC membantai Arema di Kanjuruhan 5-1, lewat trigol Hilton dan sepasang gol Kayamba di putaran pertama. Pada putaran kedua, Arema yang diperkuat Dzumafo cs tampil mengejutkan di Gelora Jakabaring. Dzumafo mencetak gol penyama kedudukan 1-1 usai gol M Ridwan. SFC kemudian mendapatkan penalti yang dieksekusi Kayamba. Gumbs yang tahu kualitas Meiga memutuskan Panenka. Meiga terkecoh dan SFC pun menang 2-1.

Teknik ini memang milik Antonin Panenka, gelandang kawakan Republik Ceko. Panenka yang mencetak 17 gol Timnas Ceko ini, terkenal karena melakukan penalti berbeda dengan melambungkan bola ke tengah gawang, dan sukses menaklukan Jerman di final Eropa UEFA 1976 lewat adu penalti. Gol inilah yang pernah dilakukan Kayamba untuk SFC.

Namun Kayamba mampu mengadopsinya. Kini Gumbs memperkuat Arema dan musuh bagi SFC. Bisa jadi Panenka Gumbs kembali terulang jika ada penalti di laga Minggu (24/2/2013) nanti. Jika lini belakang SFC melakukan kesalahan.

Pelatih Kas Hartadi menilai, sosok Kayamba paling diwaspadai, namun SFC punya Ponaryo yang pandai mengeksekusi penalti dan itu dibuktikannya saat penaltinya menudukkan Meiga di ajang IIC Desember 2012.

"Kita ada Ponaryo, Foday (Boakay), dan Ramdani serta Hilton, yang memiliki kualitas serupa. Untuk menghindari penalti, kita harus bisa meminimalisir kesalahan yang tidak perlu," ujarnya.